Proses relokasi 451 jenazah di Padukuhan Kaweden dimulai 3 Desember 2025 dengan cara manual dan penuh penghormatan
Bayangkan kamu harus merelakan makam nenek buyut yang udah ratusan tahun dipindahkan demi pembangunan infrastruktur. Itulah yang terjadi di Padukuhan Kaweden, Sleman. Sejak 3 Desember 2025, proses pemindahan 451 jenazah dari tiga kompleks pemakaman dimulai untuk proyek Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2. Bukan main-main, salah satu makam yang dipindahkan berusia 108 tahun (sejak 1917)!
Artikel ini bakal kupas tuntas fakta terkini tentang Relokasi 451 Jenazah Tol Jogja Solo yang jadi sorotan karena melibatkan makam bersejarah dan prosesi adat yang kental. Yuk simak data lengkapnya!
Daftar Isi:
- Data Terkini Relokasi 451 Jenazah
- Lokasi & Timeline Pemindahan
- Makam Tertua Berusia 108 Tahun Ikut Dipindah
- Prosesi Adat & Ritual Keagamaan
- Dukungan Keraton & Sultan Ground
- Dampak Terhadap Pembangunan Tol Jogja-Solo
Data Terkini: 451 Jenazah Direlokasi dengan 50 Pekerja

Update 3-5 Desember 2025: Proses relokasi 451 jenazah dari tiga kompleks pemakaman di Padukuhan Kaweden resmi dimulai pada Rabu, 3 Desember 2025. Ketua Panitia Pemindahan Makam, Tugiya, mengonfirmasi bahwa seluruh jenazah berasal dari tiga lokasi berbeda yang terdampak langsung jalur tol.
Fakta Penting:
- Jumlah Jenazah: 451 makam dari 3 kompleks
- Tenaga Kerja: 50 orang pekerja manual
- Target Selesai: 10 Desember 2025 (7 hari kerja)
- Luas Lahan Baru: 1.270 meter persegi
- Jarak Pemindahan: Sekitar 50 meter dari lokasi lama
PT Adhi Karya menargetkan relokasi selesai maksimal satu minggu sejak 3 Desember, sehingga diperkirakan rampung tanggal 10 Desember 2025. Ini jadi salah satu relokasi makam terbesar dalam sejarah proyek tol di Indonesia!
Data Pembanding: Di proyek Tol Jogja-Solo wilayah Klaten, tercatat 2.869 makam direlokasi dari 14 kompleks pemakaman di 11 desa. Kaweden menjadi salah satu titik krusial dengan jumlah jenazah terbanyak dalam satu lokasi.
Lokasi & Timeline: Dari Kaweden ke Makam Baru Sultan Ground

Lokasi Terdampak:
- Padukuhan Kaweden
- Kalurahan Tirtoadi
- Kapanewon Mlati
- Kabupaten Sleman, DIY
Timeline Lengkap 2025:
- 15 Juli 2025: Serat Kekancingan (izin) dari Keraton Yogyakarta terbit
- Agustus 2025: Pembayaran ganti rugi kepada ahli waris
- 31 Oktober 2025: Prosesi adat sugengan & peletakan batu pertama
- November 2025: Pembangunan pagar, penguatan tanah, bronjong sungai
- 3 Desember 2025: Relokasi jenazah dimulai
- 10 Desember 2025 (Target): Pemindahan selesai
- Januari 2026 (Rencana): Peresmian dengan pertunjukan wayang
Lokasi relokasi baru masih di Sultan Ground, berjarak sekitar 50 meter dari makam lama, dengan luas area 1.270 meter persegi. Ketiga kompleks akan dijadikan satu area pemakaman terpadu.
Makam Tertua Berusia 108 Tahun: Kisah Cikal Bakal Kaweden

Salah satu yang bikin relokasi ini istimewa adalah keberadaan makam kuno. Makam tertua yang ditemukan berasal dari tahun 1917, diduga merupakan makam tokoh pendiri atau cikal bakal Padukuhan Kaweden. Artinya, makam ini berusia 108 tahun!
Fakta Makam Kuno:
- Tahun: 1917 (108 tahun yang lalu)
- Status: Identitas tidak diketahui, tanpa nama
- Dugaan: Tokoh pendiri dusun Kaweden
- Kondisi: Masih terdeteksi struktur makam
Tugiya, Ketua Panitia, menjelaskan bahwa meskipun nama tokoh tidak diketahui, makam ini diperlakukan dengan penghormatan maksimal karena nilai historisnya bagi masyarakat Kaweden.
Konteks Sejarah: Tahun 1917 adalah era kolonial Belanda di Indonesia. Makam ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang Kaweden dari masa penjajahan hingga Indonesia merdeka dan berkembang.
Prosesi Adat: Doa 3 Hari, Manual Total, Tanpa Alat Berat
Yang bikin relokasi ini beda dari proyek infrastruktur biasa adalah komitmen menghormati nilai adat dan agama. Sebelum pemindahan, doa bersama digelar selama tiga hari berturut-turut yang dihadiri warga sekitar dan ahli waris.
Prosesi Lengkap:
Tahap 1: Persiapan Spiritual
- Doa bersama 3 hari berturut-turut
- Prosesi sugengan (selamatan adat Jawa)
- Umbul dongo (ritual doa bersama)
- Dihadiri warga, ahli waris, dan pihak kontraktor
Tahap 2: Pemindahan Manual Seluruh proses dilakukan secara manual tanpa alat berat – satu per satu makam digali, jasad dimasukkan ke peti, diberi kafan, lalu diantar ke lokasi baru.
Detail Teknis:
- Penggalian dimulai dari sisi timur
- Sisa tulang belulang dikumpulkan dalam peti
- Dikafani sesuai syariat Islam
- Diangkut menggunakan tenaga manusia
- Jarak tempuh: ±50 meter
Tahap 3: Pemakaman Kembali
- Nisan diseragamkan untuk 451 makam
- Tata letak terorganisir di lahan baru
- Setiap makam tetap teridentifikasi
Yayasan Al Iswat Nusantara dari Semarang ditunjuk sebagai pelaksana teknis pemindahan, dengan pengalaman serupa di berbagai proyek infrastruktur di Jawa.
Dukungan Keraton: Sultan Ground & Serat Kekancingan
Relokasi ini nggak sembarangan—butuh restu resmi dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat! Serat kekancingan (izin resmi) dari Keraton terbit pada 15 Juli 2025, karena tanah makam merupakan Sultan Ground (tanah milik Sultan).
Fakta Sultan Ground:
- Status Tanah: Milik Keraton Yogyakarta
- Nama Resmi: Makam Brayat Ageng Kaweden
- Izin: Serat Palilah dari Kawedanan Ageng Panitikismo
- Fungsi: Tanah adat yang dikelola keraton
Mengapa Penting? Tanah Sultan Ground punya nilai sakral dan hukum adat yang kuat di Yogyakarta. Tanpa izin keraton, proyek pembangunan tidak bisa berjalan. Ini menunjukkan penghormatan terhadap sistem pemerintahan tradisional yang masih eksis di DIY.
PT Adhi Karya berkomitmen melaksanakan relokasi dengan menghormati nilai-nilai adat dan keagamaan masyarakat setempat, termasuk mengikuti protokol keraton.
Kompensasi untuk Ahli Waris: Ahli waris mendapat pembayaran ganti rugi yang direalisasikan dalam bentuk biaya pemindahan makam, termasuk pembuatan nisan baru yang seragam, peti, kafan, dan prosesi pemakaman ulang.
Dampak Pembangunan: Percepat Konstruksi Tol Jogja-Solo
Relokasi ini jadi kunci kelancaran pembangunan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 yang merupakan proyek strategis nasional. Setelah relokasi selesai, pengerjaan konstruksi borepile dan abutment akan segera dimulai di area makam lama.
Data Proyek Tol Jogja-Solo:
- Panjang Total: 120 kilometer
- Seksi 2 Paket 2.2: Melintasi Mlati, Sleman
- Fungsi: Jalur penghubung Yogyakarta-Boyolali
- Target Operasional: 2026
- Status Tarif: Berbayar sejak 6 Agustus 2025
Titik Krusial: Junction (persimpangan) di Sleman menjadi titik strategis yang sempat tertunda karena kompleks makam. Dengan selesainya relokasi, progres konstruksi diperkirakan naik 30%.
Manfaat Ekonomi:
- Mempersingkat waktu tempuh Jogja-Solo dari 2 jam jadi 1 jam
- Membuka akses ekonomi antar-kota
- Mendorong pertumbuhan UMKM di kawasan tol
- Meningkatkan mobilitas wisatawan
Challenge Proyek: Total ada 14 kompleks pemakaman terdampak di 11 desa sepanjang jalur tol, dengan 2.869 makam harus direlokasi. Kaweden menjadi salah satu yang paling kompleks karena melibatkan Sultan Ground dan makam bersejarah.
Baca Juga Kesenjangan Sosial dan Ancaman Krisis Indonesia 2025
Infrastruktur Modern Bertemu Tradisi Lokal
Relokasi 451 Jenazah Tol Jogja Solo di Kaweden, Sleman bukan sekadar pemindahan makam biasa. Ini adalah contoh bagaimana proyek infrastruktur modern bisa berjalan harmonis dengan nilai-nilai adat, tradisi keagamaan, dan penghormatan terhadap leluhur.
Poin Utama:
✅ 451 jenazah direlokasi dalam 7 hari kerja (3-10 Desember 2025)
✅ Prosesi manual total dengan ritual adat 3 hari
✅ Makam tertua 108 tahun (1917) ikut dipindahkan
✅ Mendapat izin resmi Keraton Yogyakarta
✅ Percepat konstruksi Tol Jogja-Solo proyek strategis nasional
Dengan 50 pekerja yang bekerja penuh dedikasi, dukungan penuh dari warga dan ahli waris, serta komitmen PT Adhi Karya untuk menghormati tradisi lokal, relokasi ini diharapkan menjadi role model pembangunan infrastruktur yang bijak dan manusiawi.
Pertanyaan untuk Kamu:
Dari semua fakta di atas, mana yang paling mengejutkan buatmu? Proses manualnya, makam 108 tahun, atau dukungan Keraton? Share pendapatmu di kolom komentar! 👇